Sebagai orangtua,
Anda akan merasa
sangat pusing saat menghadapi anak yang sulit diatur. Gara-gara hal itu,
biasanya Anda malah akan memarahi anak. Padahal sebenarnya ada cara
efektif dan
kreatif agar si kecil tidak lagi semaunya sendiri.
Menurut salah
seorang ibu rumah
tangga, semua persoalan yang terjadi pada anak, sebenarnya awalnya
karena
orangtua juga.
Contohnya jika anak
suka melawan,
biasanya hal itu
karena orangtuanya terlalu galak. Kalau anak manja,
hmmm, Anda
sebaiknya pikir lagi, siapa yang awalnya memanjakan anak.
Seorang ibu itu
mengatakan,
seharusnya orangtua jangan cepat menghakimi jika anak melakukan sesuatu
hal
yang menurut Anda salah. Sebagai orangtua, Anda juga harus melihat dari
kacamata anak.
Untuk anak yang
sulit diatur, Ibu
itu punya cara jitu untuk mengatasinya. Hal yang perlu dilakukan agar
anak tak
lagi semaunya sendiri adalah dengan membangun mental konsekuen sejak
dini. Apa
maksudnya?
"Buat aturan
bersama-sama, dalam membuat aturan bersama ini
tentu saja
anak harus dilibatkan. Jika Anda ibu bekerja, ajak juga orang yang
mengasuh
anak sehari-hari, entah itu sang nenek atau pengasuh.
"Misalnya kalau
anak minta
dibelikan game. Buat dulu aturannya bersama-sama kapan boleh main game,"
tuturnya.
Saat membuat aturan
tersebut, anak
juga perlu diajarkan disiplin. Contohnya, kalau anak tidak mengikuti
aturan
yang sebenarnya sudah ia sepakati itu, apa konsekuensinya. Konsekuensi
tersebut
tentunya juga harus dibuat bersama-sama dengan anak.
Dengan melibatkan
dia, si kecil akan
merasa orangtuanya tidak semauanya sendiri. Anak juga seperti memiliki
kekuasaan, karena dia ikut terlibat dalam pembuatan aturan tersebut.
Sebagai orangtua, menurut si ibu, Anda juga perlu membangun mental juang anak. Hal ini agar anak mau berusaha meraih sesuatu yang diinginkannya.
Sebagai orangtua, menurut si ibu, Anda juga perlu membangun mental juang anak. Hal ini agar anak mau berusaha meraih sesuatu yang diinginkannya.
Selama ini, anak
menjadi manja
karena memang orangtua lah yang memanjakan mereka. Apalagi orangtua yang
bekerja. Mereka kerap merasa bersalah karena sudah menghabiskan waktunya
berjam-jam di luar rumah, bukan dengan anak. Saat libur tiba, anak minta
sesuatu, orangtua cenderung memberikannya, tanpa perlu si anak mengerti
artinya
berusaha.
Bagaimana caranya membangun mental juang anak? Ibu itu telah mempraktekkannya pada anaknya sendiri. Ia membuat daftar kebaikan atau kepintaran yang telah dilakukan anak-anaknya dalam sepekan. Ibu dua anak itu tidak lupa menyediakan hadiah untuk anak-anaknya saat mereka mampu dan mau melakukan hal-hal baik tersebut.
Bagaimana caranya membangun mental juang anak? Ibu itu telah mempraktekkannya pada anaknya sendiri. Ia membuat daftar kebaikan atau kepintaran yang telah dilakukan anak-anaknya dalam sepekan. Ibu dua anak itu tidak lupa menyediakan hadiah untuk anak-anaknya saat mereka mampu dan mau melakukan hal-hal baik tersebut.
Daftar kebaikan
atau kepintaran ini
ditulis oleh si anak sendiri. Setiap pulang bekerja, si ibu akan
bertanya pada
anaknya, apa yang sudah si anak lakukan hari ini. Misalnya saja, mau
makan
sayur, bisa memakai sepatu sendiri, bisa makan sendiri, dan lain-lain.
Hadiah yang
diberikan pada anak
tidak perlu mahal-mahal. Mainan atau buku bacaan sesuai keinginannya
bisa jadi
salah satu contoh hadiah untuk anak.
"Menulis hal-hal
baik ini juga
termasuk salah satu cara membangun kepercayaan diri anak. Hargai hal-hal
kecil
yang dilakukan anak, berikan pujian,"
Post a Comment