Perilaku Organisasi & Kajian Hawthorne

Perilaku Organisasi
Para manajer dalam usaha merampungkan segala pekerjaanya dilakukan dengan kerja sama, ini menjelaskan mengapa beberapa penulis dan peneliti telah memilih untuk melihat manajemen dengan memusatkan perhatian pada sumber-sumber daya manusia organisasi tersebut. Bidang kajian yang berkaitan dengan tindakan (perilaku) manusia ditempat kerja itu, disebut perilaku organisasi (OB = organizational behaviour). Sebagian besar sekarang ini merupakan bidang manajemen (personalia) sumber daya manusia, dan pandangan kontemporer mengenai motivasi, kepemimpinan, kerja kelompok, dan pengelolaan konflik telah muncul dari perilaku organisasi itu.
Ada empat orang yang menonjol sebagai pendukung awal pendekatan perilaku organisasi, yaitu: Robert Owen, Hugo Munsterberg, Mary Parker Follett, dan Chester Barnard. Robert Owen adalah seorang pengusahan sukses asal Scontlandia yang membeli pabrik pertamanya tahun 1780. Ketika baru berusia 18 tahun Ia muak dengan praktek kasar yang disaksikannya di pabrik-pabrik diseluruh scotlandia, misalnya dipekerjakannya anak-anak kecil (banyak yang umurnya di bawah 10 tahun), hari kerja 13 jam, dan keadaan tempat kerja yang menyedihkan.
Owen kemudian menjadi seorang pembaharu sosial yang mencomooh pabrik karena memperlakukan peralatan mereka dengan lebih baik dari pada buruh mereka. Owen menegaskan, bahwa uang yang dibelanjakan untuk memperbaiki upah merupakan salah satu investasi paling baik yang dapat dibuat oleh para eksekutif bisnis. Owen mengatakan, bahwa perhatikan karyawan itu sangat mengutungkan manajemen, dan akan meringankan penderitaan manusia.
Owen mengusulkan suatu tempat kerja yang idealistis dimana jam-jam kerja akan diatur, tenaga kerja anak akan diharamkan, pendidikan masyarakat akan disediakan, santapan ditempat kerja akan disediakan, dan perusahaan-perusahaan akan dilibatkan dalam proyek-proyek kemasayarakat. Namun Owen lebih dikenang dalam teori manajemen karena keberanian dan niatnya untuk mengurangi penderitaan kelas pekerja ketimbang karena sukses manajemennya.
Hugo Munsterbeg menciptakan bidang psikologi industri kajian ilmiah terhadap para individu yang bekerja untuk mencapai produktivitas yang maksimal. Untuk ini Hugo menyarankan penggunaan tes psikologi untuk memperbaiki pemilihan karyawan, nilai teori belajar dalam mengembangkan metode pelatihan, dan kajian atas perilaku manusia untuk memahami teknik yang paling efektif dalam memotivasi para pekerja. Sebagiaan besar pengetahuan kita sekarang tentang teknik pemilihan karyawan, pelatihan karyawan, desain pekerja, dan motivasi didasarkan pada karya Munsterberg itu.
Chester Barnard adalah orang yang gagasannya menjembatani sudut pandang klasik dengan sudut pandang perilaku organisasi. Seperti fayol, dan Barnard, adalah seorang praktisi, Bernard juga, adalah Presiden New Jersey Bell Telephone Company. Bernard telah membaca dan dipengaruhi oleh tulisan Weber, tetapi berbeda dengan Weber yang mempunyai pandangan mekanistik dan impersonal terhadap organisasi, Bernard melihat organisasi sebagai system social yang membutuhkan kerja sama manusia. Bernard berpendapat, bahwa organisasi itu terbentuk dari orang-orang yang mempunyai ikatan sosial yang saling berinteraksi. Peran manajer, adalah berkomunikasi dan merasang anak buah menuju tingkatan usaha yang tinggi, dan suksesnya sebuah organisasi menurut Bernard tergantung pada diperolehnya kerja sama dari orang-orangnya. 

Kajian Hawthorne 

Kajian Hawthore adalah serangkaian penelitian yang diselenggarakan antara tahun 1920-an hingga 1930-an, yang hasilnya memberikan wawasan baru kepada individual dan kelompok. Pada tahun 1927 para insinyur Westrn Electric meminta Profesor Elton Mayo dan Harvard serta rekannya untuk bergabung dengan kajian tersebut sebagai konsultan. Begitulah dimulainya suatu hubungan yang akan berlangsung selama 1932, dan mencakup banyak percobaan dalam mendesain ulang jabatan, perubahan lamanya jam kerja, dan hari kerja dalam seminggu, memperkenalkan periode istirahat, dan rancangan upah individu dengan kelompok.
Salah satu percobaan yang dirancang untuk mengevaluasi pengaruh sebuah system pembayaran intensif kerja kelompok pada produktifitas kelompok. Hasilnya mengindikasikan, bahwa rancangan intensif itu kurang pengaruhnya terhadap hasil seorang pekerja dibanding tekanan kelompok dan penerimaan kelompok serta rasa aman yang menyertainya. Untuk itu norma-norma sosial (patokan) kelompok tersebut disimpulkan sebagai penentu kerja individu.
Para ahli umumnya sepakat, bahwa kajian Hawthorne itu mempunyai dampak terhadap arah gagasan manajemen, dan peran perilaku manusia dalam organisasi. Namun kajian Hawthorne itu dikritik, serangan dilancarkan terhadap produser analisis dari temuan, dan kesimpulannya. Dari sudut pandang sejarah tidaklah begitu penting apakah kajian-kajian itu secara akademis sehat atau kesimpulanya dibenarkan, yang penting kajian itu merasang minat terhadap perilaku manusia dalam organisasi. Kajian Hawthorne itu memainkan peran penting dalam mengubah pandangan yang dominan pada waktu itu yakni karyawan itu berbeda dari mesin lain mana pun juga yang digunakan oleh organisasi tersebut, artinya mereka itu hanyalah ada dengan tujuan menolong organisasi tersebut mencapai sasarannya secara effisien.
Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | CAH MANAGEMENT | TITISAN SAMUDERA
Copyright © 2011. MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by SAMUDERA
Proudly powered by Blogger