BAB I
PENDAHULUAN
Bismillahirrohmanirrohim,
segala puji bagi Allah, penguasa tunggal alam semesta, segala nikmat, hidayah dan taufiq-Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa abadi terlimpahkan ke haribaan baginda
Rasulullah Muhammad saw, pelita diatas pelita yang menerangi kegelapan.
Makalah ini membahas
hadist-hadist mengenai Akhlaqul Karimah, atua dapat dikatakan budi pekerti yang baik. Kalau kita
mencari hadist hadist yang menerangkan mengenai perilaku terpuji kita kan
menemukan banyak sekali hadist yang menerangkan tentang hal tersebut.
Sebenarnya tidak perlu repot-dalam nenelusuri hadist satu demi satu, kita cukup
mencontoh apa yang ada pada Rasulullah saw., karena pada diri Rasulullah telah
melekat yang namnaya Akhlaqul Karimah, oleh karena itu kita dapat
mencontoh setiap tindakan beliau tanpa harus repot mencari-cari hadist yang
kusus menerangkan mengenai satu perilaku terpuji. Akan tetapi mengetahui hadist
nya itu lebih utama.
Oleh karena
itu kami membuat makalah ini dengan harapan dapat menambah pengetahuan kita
semua mengenai hadist-hadist perilaku terpuji. Selain untuk menambah
pengetahuan kita mengenai perilaku terpuji itu sendiri, makalah ini juga dibuat
dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Hadist. Dengan harapan nantinya
makalah ini dapat membantu kita semua dalam memahami materi hadist tentang
perilaku terpuji yang merupakan bagian dari pembelajaran mata kuliah Hadist
itu sendiri, dan nantinya dapat kita terpakan dalam kehidupan sehari-hari,
amien Kami selaku penulis mohon maaf jika terdapat kekurangan di sana-sini
dikarenakan masih terbatasnya pengetahuan kami dan juga dikarenakan
keterbatasan bahan acuan atau referensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Akhlaq Terpuji
Kata Akhlaq berasal dari bahasa Arab khulqun
yang berarti : Haalun linnafsi raasikhatun tashduru ‘anhaal af-‘aalu min
ghairi haajatin ila fikrin wa rawayyatin, (Suatu keadaan jiwa yang dapat
melakukan tingkah laku tanpa membutuhkan banyak akal dan pikiran).
Akhlak adalah sifat manusia dalam bergaul dengan sesamanya, ada yang terpuji
dan ada yang tercela. Adapun yang terpuji, secara umum adalah menjadikan diri
anda dan orang lain dalam diri anda lalu anda mengambil baktinya tetapi tidak
mengabdi kepadanya. Detailnya adalah : lapang dada, lembut, sopan, sabar,
saling mencintai, dan sebagainya. Sedangkan tercela adalah kebalikannya(Al Qurthubi,2003:16).
Ibnu Al Mubarak rahimakumullah
meriwayatkan ketika mendefinisikan tentang akhlaq yang terpuji ia berkata,
“Yaitu bermanis muka, melakukan kebaikan, dan menahahn diri dari perbuatan
buruk”. Akhlaq menempati kedudukan yang luhur dalam islam, sebagaimana sabda
Rasulullah saw. :
اكمل المؤ منين ايمانا احسنهم خلق
Artinya : “ Mukmin yang paling sempurna
imannya adalah yang paling baik akhlaknya”
Dari penjelasan hadis di atas dapat disimpulkan
bahwa seseorang yang mempunyai keimanan paling sempurna adalah apabila orang
tersebut memiliki akhlak yang baik, karena dari akhlak yang baik akan
menimbulkan hati yang bersih untuk beribadah dan menambah keimanan seseorang
kepada Tuhannya. Akhlak terpuji (baik) mempunyai arti yang sangat luas dan
banyak sekali contohnya, karena akhlak baik tidak hanya satu di dunia ini maka
dari itu kami akan menjelaskan sebagian contoh hadis tentang akhlak
terpuji tersebut.
B.Macam Macam
Perilaku Terpuji
Sebenarnya banyak sekali yang termasuk kedalam akhlaq terpuji,
sebagianya telah disebutkan pada keterangan Ibnu Al Mubarak diatas kami akan
mencoba menjelaskan sebagian lainya.
B.1.Jujur
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه
قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ
الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا
يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ
صِدِيْقاً وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ
وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ
وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كذاباً )رواه
مسلم( .
Abdullah bin
Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur karena sesungguhnya
jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada
jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur sehingga ditulis di
sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian dusta karena
sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan dan keburukan itu
menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk
berdusta sehingga ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta” (HR Muslim)[1]
As-shiddiqartinya sesuai antara perkataan dengan hati dan
sesuai antara perbuatan dengan perkataan. Para ulama berkata,” hadis di atas
bermakna, bahwa jujur mengantarkan kepada amal shalih yang bersih dari setiap
cela. Sedangkan al-birr, adalah sebutan untuk semua jenis kebaikan dan
ada yang mengatakan bahwa itu adalah surga, sedangkan kedustaan bisa
menimbulkan kejahatan.
Dalam hadits ini
mengandung isyarat bahwa siapa yang berusaha untuk jujur dalam perkataan maka
akan menjadi karakternya dan barangsiapa sengaja berdusta dan berusaha
untuk dusta maka dusta menjadi karakterya. Dengan latihan dan upaya untuk
memiliki, sifat akan berlanjut menjadi sifat-sifat baik dan buruk tergantung
individual masing-masing. Hadits diatas menunjukkan agungnya perkara kejujuran
dimana ujung-ujungnya akan membawa orang yang jujur ke syurga serta menunjukan
akan besarnya keburukan dusta dimana ujung-ujungnya membawa orang yang dusta ke
neraka.
Pelajarn
Yang Bisa Diambil dari Hadits :
1.
Kejujuran termasuk akhlak terpuji
yang dianjurkan oleh Islam.
2.
Diantara petunjuk Islam hendaknya
perkataan orang sesuai dengan isi hatinya.
3.
Jujur merupakan sebaik-baik sarana
keselamatan di dunia dan akhirat.
4.
Seorang mukmin yang bersifat jujur
dicintai di sisi Allah Ta’ala dan di sisi manusia.
5.
Membimbing rekan lain bahwa jujur
itu jalan keselamatan di dunia dan akhirat.
6.
Menjawab secara jujur ketika ditanya
pengajar tentang penyebab kurangnya melaksanakan kewajiban.
7.
Dusta merupakan sifat buruk yang
dilarang Islam.
8.
Wajib menasihati orang yang
mempunyai sifat dusta.
9.
Dusta merupakan jalan yang
menyampaikan ke neraka.
B.2.Menepati Janji
Janji adalah hutang jika kita telah
berjanji pada seseorang maka kita harus bisa berusaha untuk menepatinya, karena
jika kita mengingkarinya maka kita termasuk golongan orang munafiq. Mengingkari
janji hukumnya haram antara sesama muslim, sekalipun terhadap orang kafir,
lebih-lebih terhadap muslim. Jadi memenuhi janji termasuk keutamaan sementara
mengingkarinya berdosa besar. Mengingkari janji ada dua macam : pertama,
berjanji tapi didalam hatinya ada niat untuk tidak menepatinya, ini adalah
perilaku paling buruk. Kedua, berjanji disertai niat untuk menepatinya. Namun
setelah itu berubah sehingga tidak menepatinya tanpa udzur[2].
Dalam hadis rasulullah SAW bersabda :
عَنْأَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ(متفق عليه)
Dari abu hurairah RA, bahwa
rasulullah SAW bersabda,” tanda orang munafiq ada tiga : apabila
berbicara ia dusta, apabila berjanji ia ingkar, dan apabila diberi amanat
(dipercaya) ia berkhianat.”(HR. Muttafaq ‘alaih)
B.3.Diam
atau Berkata Baik
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Hurairah
radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau
diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati
tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaklah dia memuliakan tamunya (HR.Bukhori dan Muslim)
Mengenai makna hadis
sebagian ulama mengatakan, “apabila seseorang ingin berbicara, jika
diperkirakan bahwa yang akan dibicarakannya itu bisa mendatangkan pahala
baginya, maka hendaklah ia mengucapkannya. Tetapi jika tidak maka hendaklah
menahan perkataannya, baik itu haram, makruh maupun mubah karena perkataan yang
mubah diperintahkan untuk ditinggalkan (disukai untuk ditahan). Contoh didalam
suatu pertengkaran atau perdebatan kadang kita mengira bahwa seseorang
yang diam adalah orang yang kalah tapi kadang–kadang orang yang diam itu
berusaha untuk menahan perkataannya, mungkin karena dia tidak bisa merangkai
kata-kata dengan baik akhirnya ia memilih untuk diam daripada menyakiti
perasaan orang lain.
Pelajaran
Yang Bisa Diambil dari Hadits:
1. Iman terkait langsung
dengan kehidupan sehari-hari.
2. Islam menyerukan kepada
sesuatu yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dikalangan individu
masyarakat muslim.
3. Termasuk kesempurnaan
iman adalah perkataan yang baik dan diam dari selainnya .
4. Berlebih-lebihan dalam
pembicaraan dapat menyebabkan kehancuran, sedangkan menjaga pembicaraan
merupakan jalan keselamatan.
5. Islam sangat menjaga
agar seorang muslim berbicara apa yang bermanfaat dan mencegah perkataan yang diharamkan
dalam setiap kondisi.
6. Tidak memperbanyak
pembicaraan yang diperbolehkan, karena hal tersebut dapat menyeret kepada
perbuatan yang diharamkan atau yang makruh.
7. Termasuk kesempurnaan
iman adalah menghormati tetangganya dan memperhatikanya serta tidak
menyakitinya.
8. Wajib berbicara saat
dibutuhkan, khususnya jika bertujuan menerangkan yang haq dan beramar ma’ruf
nahi munkar.
9. Memuliakan tamu termasuk
diantara kemuliaan akhlak dan pertanda komitmennya terhadap syariat Islam.
10. Anjuran untuk
mempergauli orang lain dengan baik.
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Akhlaq terpuji itu sangat banyak
sekali macamnya, dan jika kita mengkaji lebih dalam lagi melalui hadist-hadist kita
akan menumukan lebih banyak lagi tidak sekedar jujur, menepati janji atau
berkata baik.Sifat sifat apapun itu yang yang menjadi pokok adalah selama sifat
itu baik dan merupakan teladan dari Rasulullah saw., mengapa kita tidak
menerapkanya dalam kehidupan sehari hari, dengan kita menerapakan sifat sifat
terpuji tersebut maka ukhuwah isalamiah akan terasa indah bahkan tidak ahanya Ukhuwah
Islamiah dengan kita juga lebih memperluas sikap terpuji kita maka Ukhuwah
Wathoniah akan terjalin dengan indah, amien
Akhirnya, setelah ikhtiar kami usahakan
dan semesta doa kami panjatkan, maka inilah karunia yang di karuniakan, yang
harus kami syukuri. Apabila ada kebenaran hanya dari Allah semat, dan jika
terdapat kesalahan, murni dari kedangkalan pengetahuan kami dan keterbatasan
referensi .
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi. Shahih
Muslim.Berupa E Book
Dan E Learning.
Ahmad Mu’adz
Haqqi. Syarah 40
Hadits Tentang Akhlak.Jakarta:
Pustaka Azzam, 2003
Situs E Learning
Hadist.Ensiklopedi Kitab 9 Imam Hadist,http://125.164.221.44/hadisonline/hadis9/kitab_open.php (Diakses 16 November 2012)
Post a Comment