Pembaca yang
budiman kita semua bahwa dua tahun terpenting dalam kehidupan manusia
adalah di
awal usianya. Dan di masa-masa emas tersebut, ternyata bayi-bayi itu
lebih
banyak menghabiskan waktu di rumah bersama ibu. Kualitas sentuhan
pendidikan
yang ibu berikan di usia ini akan menentukan kualitas mereka hingga
dewasa
kelak.
Persoalan
keluarga sangat beragam. Walaupun suami sebagai kepala keluarga, namun
biasanya
urusan keseharian lebih banyak keputusannya diserahkan atau
didelegasikan
kepada isteri. Artinya, ratusan kebijakan-kebijakan kecil yang ibu
putuskan
dari hari ke hari, adalah ibarat potongan-potongan kecil puzzle yang
saling melengkapi satu dengan yang lain, sehingga kelak akan menghasilkan susunan gambar kehidupan yang indah dan sempurna. Jadi, sekeping kecil kebijakan remeh sekalipun tentu memiliki andil dalam menentukan gambar masa depan sebuah keluarga.
saling melengkapi satu dengan yang lain, sehingga kelak akan menghasilkan susunan gambar kehidupan yang indah dan sempurna. Jadi, sekeping kecil kebijakan remeh sekalipun tentu memiliki andil dalam menentukan gambar masa depan sebuah keluarga.
Jadi, jangan
remehkan akan pentingnya manajemen rumah tangga sebagai penyempurna
ikhtiar
dalam rangka membentuk tatanan keluarga sakinah. Secara sederhana,
manajemen
rumah tangga diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
menyelesaikan
suatu pekerjaan dengan perantaraan orang lain, tetapi dapat juga berarti
mengelola anggota keluarga untuk melakukan kegiatan di dalam rumah
tangga.
Proses manajemen itu meliputi tindakan perencanaan, pengorganisasian,
menggerakan, dan pengawasan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
serta
sumber lain.
Proses
seperti itu, jelas-jelas menunjang dalam pengelolaan keluarga. Pasalnya,
dengan
jam kerja 24 jam sehari, kebanyakan orang masih menganggap profesi
manajer
rumah tangga sekedar kewajiban seorang isteri. Padahal, keterampilan
yang
dibutuhkan tidaklah main-main. Menurut Ishak Solih, seorang manajer
harus
memiliki sifat-sifat kepemimpinan, misalnya berwibawa, berdaya mampu
untuk
membawa serta dan memimpin bawahannya, jujur, terpecaya, bijaksana,
berani,
mawas diri, sanggup dan mampu mengatasi kesulitan, bersikap wajar,
sederhana,
penuh pengabdian kepada tugas, sabar, dan berjiwa besar.
Keberadaan
sifat kepemimpinan pada kepala keluarga atau ibu rumah tangga seperti
itu,
sangat menunjang kesuksesan pengelolaan rumah tangga menuju kebahagiaan
dan
kesejahteraan dalam kehidupan keseharian.
Kepemimpinan
Keluarga
Dalam
keluarga lengkap, pemimpin tertinggi adalah suami (istilah manajemen
dinamakan
top manager). Kemudian pemimpin kedua adalah isteri yang dapat disebut
middle
manager atau sekaligus lower manager. Dan aplikasinya cukuplah dengan
pembagian
tugas. Suami sebagai kepala keluarga (yang memimpin isterinya) dan
isteri
sebagai ibu rumah tangga. Peranan kepemimpinan dalam membina rumah
tangga
menduduki tempat yang strategis dan menentukan dapat tidaknya keluarga
itu
mencapai kesejahteraannya. Karenanya, di sini diperlukan perilaku
keteladanan
dari orangtua. Artinya, sikap dan tindakan seorang kepala keluarga atau
ibu
rumah tangga akan memberikan pengaruh besar terhadap anggota
keluarganya.
Berikut ini
ada beberapa petunjuk bagi setiap pemimpin rumah tangga yang terdapat
dalam
ajaran Islam. Sehingga menurut Ishak Solih, mudah-mudahan para pemimpin
yang
berwatak kurang baik (baca : watak diktator dan watak liberal) dapat
memperbaiki setelah memahami, menghayati, dan mencoba mengamalkan
petunjuk di
bawah ini.
Pertama,
dalam membina keluarga sejahtera, sebuah anggota keluarga berkewajiban
untuk
memelihara diri masing-masing dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari,
sehingga terwujudlah kehidupan yang harmonis. Khusus bagi kepala
keluarga dan
atau ibu rumah tangga, wajib memelihara diri dan memelihara semua
anggota
keluarganya (QS. At-Tahrim [66] : 6).
Kedua,
setiap kepala keluarga dan atau ibu rumah tangga wajib mempertanggung
jawabkan
kepemimpinannya, baik di dunia maupun di akherat nanti. Nabi SAW
bersabda,
"Masing-masing kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya
atas
kepemimpinannya. Dan pemimpin manusia (imam), itu juga pemimpin yang
akan
ditanya atas kepemimpinannya. Dan setiap laki-laki itu pemimpin atas
keluarganya; dan akan ditanya atas kepemimpinanya. Setiap pelayan itu
pemimpin
dalam mengurus harta majikannya, dan akan ditanya atas kepemimpinanya.
Maka
setiap pemimpin akan ditanya atas kepemimpinannya." (HR. Muslim).
Ketiga,
setiap pemimpin keluarga hendaknya bersikap lemah lembut terhadap semua
bawahannya. Bila ada kesalahan di antara mereka, maafkanlah, bahkan
mohonkan
maaf baginya. Dalam hal-hal yang menyangkut kepentingan keluarga, baik
dalam
membuat perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan,
hendaknya
suka bermusyawarah (QS. Ali Imran [3] : 159).
Keempat,
dalam hubungan antara yang memimpin dan dipimpin dalam keluarga,
hendaknya
dipupuk tali ikatan kasih sayang di samping faktor material lainnya.
Hendaknya
satu sama lain penuh kesabaran dalam mengejar kebahagiaan bersama (QS.
At-Taubah [9] : 128).
Kelima,
dalam keluarga hendaknya tercipta adanya saling mencintai dan mendo'akan
di
antara pemimpin dan yang dipimpin. Hindarkanlah saling membenci dan
saling
mengutuk. Menurut Rasulullah SAW, yang paling baik di antara pemimpin
kamu
adalah yang kamu cintai dan yang mencintai kamu, yang kamu mintakan
berkah
untuknya dan untukmu.
Keenam,
hendaknya seorang suami bersikap adil terhadap isterinya. Demikian pula
sebagai
orangtua terhadap anak-anaknya dan anggota keluarga lainnya. Kebencian
kepada
anggota hendaknya dihindarkan. Apabila ada sikap dan tingkah laku yang
tidak
baik, hendaknya diperbaiki dengan penuh kesabaran, sehingga sikap dan
tingkah
laku tersebut hilang dengan pendidikan terhadap diri anggota keluarga,
janganlah malah bertindak tidak adil (QS. Al-Maidah [5] : 8).
Akhirnya,
diharapkan peran pemimpim dalam proses manajemen rumah tangga akan
membuahkan
kebahagiaan dan kesejahteraan di dalam keluarga. Amin. Wallahu a'lam
Post a Comment