Manasyik Haji Dan Umrah
MakalahFiqh Ibadah
BAB I
PENDAHULUAN
Karena
kukuhnya hukum untuk naik haji dalam al qur’an dan hadist, maka cara untuk
sampai kesana dan keadaan di sana itu menjadi persoalan pokok .Prasarana yang
kurang akan menambah beratnya ibadah yang satu ini.Bermacam usaha telah disarankan
dan dilakuakan kearah itu, yang dulunya masih menggunakan kapal air sekarang
sudah berkembang menjadi menggunakan kapal udara.
Akan tetapi permasalah utama tidak
hanya terletak pada hal tersebut, melaikan menjadi lebih merujuk ke pelaksanaan
ibadah haji itu sendiri. Masalah itu meliputi praktek dan tata cara pelaksanaan
haji mulai dari keberangkatan hingga akan kembali ke negara asalnya, semuanya
harus sesuai dengan kaidah rukun syarat dan wajib haji yang telah di tentukan.
Oleh karena itu kami membuat makalah
ini dengan harapan dapat menambah pengetahuan kita semua mengenai pleaksanaan
ibadah haji sejak dini. Selain untuk menambah pengetahuan kita mengenai ibadah
haji, makalah ini juga dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah fiqh
ibadah.Dengan harapan nantinya makalah ini dapat membantu kita semua dalam
memahami materi manasik haji yang merupakan bagian dari pembelajaran
mata kuliah fiqh ibadah itu sendiri. Kami selaku penulis mohon maaf jika
terdapat kekurangan di sana-sini dikarenakan masih terbatasnya pengetahuan kami
dan juga dikarenakan keterbatasan bahan acuan atau referensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Tata Cara Haji Rasulullah .SAW.[1]
Diriwayatkan oleh
Muslim, katanya : Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Ishak bin Ibrahim sma sama
menyampiakan hadist kepada kami yang diterimanya dari Hatim. Kata Abu Bakar :
Sebuah hadist disampaikan oleh Hatim bin Ismail Madani kepada kami, demikian cerita
bapaknya itu :
Kami datang menemui Jabir
bin Abdullah r.a dirumahnya. Iapun menanyakan rombongan seorang demi seorang,
hingga akhirnya sampai kepadakau. Jawabku : “saya ini ialah Muhammmad Ali bin
Husein, “dan kuletakan tanganku keatas kepalaku, maka ditariknya tanganku
sebelah atas, kemudian yang sebelah bawah,lalu ditaruhnya telapak tanganya di
tengah tengah dadaku dan ketika itu aku masih seorang remaja. Katanya :”Selamat
datang hai anak saudaraku, tanyakanlah apa yang hendak kau tanyakan!”.
Maka saya ajukan
pertanyaan kepadanya – ia adlah seorang buta – rupanya datang waktu solat maka
iapun berdiri berselubungan kain. Tetapi karena kecilnya setiap diletakan
diatas bahunya, pinggirnya kembeli terbuka, sedang jubahnya daismpingnya atas
gantungan.
Setelah ia selesai
solat bersama kami, saya katakan kepadanya : “Ceritakanlah kepadaku bagaimana
cara haji Rasulullah SAW .! “Maka iapaun memberi isyarat dengan tanganya,
dirapatkan sembilan buah jarinya,serta katanya:
“Ada sembilan tahun
lamanya rasulullah SAW tinggal tidsk melaksanakan haji – yakni di Madinah –
kemudian pada tahun kesepuluh di umumkan kepada khalayak ramai bahwa Rasulullah
akan berhaji. Maka banyaklah orang datang ke Madinah, ingin hendak mengikuti
Rasulullah dan mencontoh amal perbuatanya.
Maka kamipun
berangkat bersamanya hingga sampai Dzul Hulaifah. Kebetulan Asma binti Umeis
melahirkan putra yaitu Muhammad bin Abu Bakar. Maka disuruhnya orang menemui
Rasulullah buat menanyakan apa yang harus dilakuakanya. Sabda Rasulullah :
“Mandilah kamu dan ikatlah perban pada kemaluanmu lalu ihromlah!”.
Kemudian Rasulullah
SAW melakukan sholat di masjid lalu menaiki Koswa – yaitu unta beliau – hingga
setelah hewan itu berada di padang pasir dilihatnya didepanya lautan manusia
sejau mata memandang, ada yang diatas kendaraan dan ada juga yang berjalan kaki
ketka menoleh kesebelah kanan, dilihatnya seperti itu pula, demikian pula
halnya disebelah kiri dan di belakangnya. Jadi Rasulullah SAW berada dikalangan
kami, kepadanya diturunkan Al Qur’an dan ia mengetahui arti tafsirnya, dan apa
apa yang dilakukanya maka kami kerjakan pula.
Maka beliau pun membaca Talbiya dengan suara keras :
“Labaikallahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wa ni’mata
laka wal mulk, laa syariikalak. (Aku datang memenuhi panggilanMu ya Allah, aku
datang ku penuhi panggilanMu, tiada sekutu bagiMu.Sesungguhnya puji-pujian dan
nikmat karunia itu adalah milikMu, begitupun kerajaan, tiada sekutu bagiMu).
Orang orang
mengucspksn talbiah seperti itu, sedang Rasulullah SAW, tiada menolak
sedikitpun ucapan mereka, hanya ia meneruskan membaca talbiahnya.
Cerita Jabir
Selanjutnya : Kami hanya meniatkan haji,karena kami belum lagi mengenal
umrah.Demikianlah setelah kami sampai denagn telapak tangannya I Berlari kecil-
kecil kecil tiga kali dan berjalan biasa empat kali,lalu terus ke Maqam –
tempat berdiri menjalankan ibadah – Ibrahim a.s dan membaca Wattakhadzuu min
maqaami Ibraamima mushalla” (Mereka ambil makam Ibrahim Sebagi Mushalla).
Kemudian ia berdiri di suatu tempat hingga makam itu berda diantaranya dengan
ka’bah, buat melakukan shalat.Pada sholat dua rokaat itu beliau baca : Qul
huwallaahu ahad” dan “Qul yaa aiyuhal kaafiruun”, lalu beliau kembali ke rukun
tadi serta mengusapnya pula. Setelah itu ia keluar dari pintu gerbang menuju
Shafa : Dan setela dekat ke Shafa Beliau membaca : Innash Shafaa wal
Marwata min Sya’arillah abdau bimaa
badallahu bih” (Sesungguhnya Shafa dan Marwa itu termasuk diantara syiar-syiar
allah kumulai dengan apa ysng dimulai allah).
Maka dimulailah dari
Shafa,lalu beliau daki bukit itu hingga kelihatan oleh beliau Ka’bah. Iapun
menghadpa kiblat, membaca kalimat tauhid dan takbir serta katnaya : “Laa
ilaahaillallaahu wahdahuu la syariika lah, lahul mulku walahul hamdu,wahuwa
‘alaa kulli syaiin qadiir. Laa ilaaha illallaahu wahdahu, anjaza wa’dahu wa
mashara ‘abdahu wahazamal ahzaaba wahdah.
Sementara itu beliau
berdoa dicelah-celah upacar tadi. Hal di atas diulanginya sampai tiga kali.
Setelah itu ia turun ke Marwa hingga demi kedua tumit beliau telah berpijak di
perut lembah, beliaupun mulai berlari. Kemudian setelah sampai di tempat
mendaki kembali ia berjalan kaki hingga tiba di Marwa. Disini dilakukanya pula seperti
di Shafa.
Ketika thawafnya yang
terakhir berakhir di Marwa, sabda Beliau : “Seandainya saya nanti melakukan
lagi apa yang telah saya kerjakan tadi, saya tidak membawa hewan korban, hanya
saya jadikan saja ibadat tadi sebagai umrah. Maka barang siapa diantaramu tidak
mempunyai korban, hendaklah dia ihlal, dan menjadikan ibadatnya sebagi umrah!”.
Maka berdirilah
Suraqah bin Malik katanya : “Ya Rasulallah, apakah untuk tahun ini saja, atau
buat selama-lamanya?”.Rasulullah menpersilangkan jari-jari tanganya, yang satu
pada yang lainya lalu sabda beliau : “Umrah tercakup dalam haji selama dua kali
masa,tidak,bahkan buat selama-lamanya”.
Sementara itu Ali
tiba dari Yaman, membawa hewan hewan qurban buat Rasulullah SAW. Didapatinya
Fatimah r.a. menyalahkanya berbuat demikian itu. Tapi kata Fatimah r.a. “
Bapaklah yang menyuruhku melakukanya”
Ulas Jabir pula : “Di
Irak Ali bercerita : “Sayapun pergi menemui Rasulullah agar ia memarahi Fatimah
atas perbuatnya itu, sambil meminta fatwanya mengenai ucapan Fatimah itu,
dengan tak lupa mengatkan bahwa saya telah menyalahkanya”.Maka Sabda Beliau : Benar, benarlah apa yang
dikatakatakanya itu! Apa yang kau ucpakan ketika hendak haji?”. Ujarkau : “Ya
allah, saya bertalbiah sebagai mana diucapkan oleh RasulMu”.
Sabda nabi pula :
“Saya ada mempunyai hewan untuk qorban, maka tak usah kau ihlal dulu”. Cerita
Jabir : “Jumlah hewan yang dibawa Ali dari Yaman yang disediakanya oleh Nabi
SAW, ada seratus ekor”. Maka orang orang pun berihlallah dan bercukur semua,
kecuali Nabi SAW, dan orang orang yang mempunyai hewan untuk qorban.
Tatkala tiba hari
Tarwiah – yakni tanggal 8 Dzulhijah – mereka bernagkat menuju Mina, dan
bertalbiyah untuk haji. Rasulullah SAW, menunggangi kendaraan dan di sana ia
melakukan sholat dhuhur,ashar,maghrib,isya dan subuh.
Beliau tinggal disana
sebentar menunggu matahari terbit dan menempuh waktu sambil menyuruh orang
mendirikan kemah dari kayu di Namirah. Kemudian Rasulullah SAW berjalan dan
orang orang Quraisy merasa yakin dia tentu akan wuquf di Masy’rail haram
sebagaimana dilakukan orang Quraisy di masa jahiliyah.
Tetapi rupanya
Rasullullah SAW langsung dan terus ke Arafah dan di dapatinya kemah telah
didirikan di Namirah, maka ia pun berhenti disana dan tatkala matahari telah
tergelincir, dihalaunya pula Koswa buat berjalan hingga sampai di bagian bawah
lemba. Disana beliau berpidato dihadapan manusia Sabda beliau : “Sesungguhnya
darah dan harta bendamu adalah suci bagimu sebagaimana sucinya hari ini, di
bulan ini, dan di negri ini. Ketahuilah bahwa segala sesuatu tentang urusan
jahiliyah telah hapus dan di taruh di telapak kakiku. Tuntutan darah masa
jahiliyah telah dibatalkan, dan tuntutan yang mula-mula dihapuskan dari darah
kita ialah darah Ibnu Rabi’ah bin Harist
– ia disusukan di tanah Sa’ad dan di bunuh oleh suku Hudzeil – riba jahiliyah juga
batal dan riba kita yang mula pertama yang saya batalkan adalah riba Abbas bin
Abdul Muthalib, semuanya menjadi batal.
Dan takutlah kamu
kepada allah mengenai wanita,karen kamu mengambil mereka denagan jaminan dari
allah, dan kamu halalkan kehormatan mereka asal tidak melewati batas. Dan hak
kamu atas mereka tidak seorangpun yang tidak kamu senangi boleh mereka ijinkan
menginjak injak pekaranganmu sendainya itu merka lakukan, bolehlah kamu memukul
mereka, asla tidak melewati batas. Sebaliknya menjadi kewajiban kamu terhadap
mereka memberi nafkah dan pakaian secara patutnya.Sungguh telah saya tinggalkan
buat kamu sesuatu, yang jika kamu pegang teguh kamu tidak akan sesat setelah
itu : yaitu Kitabullah! Dan kelak akn ditanyai mengenai daku, maka apa katamu?.
Ujar mereka : “Kami mengakui bahwa anda telah memberikan nasihat”. Sabdanya
sambil mengacungkan telunjuknya ke langit lalu menudingnya kepada manusia bolak
balik : “Ya Allah, saksikanlah! Ya Allah maka saksikanlah!” sebanyak tiga kali.
Kemudian beliau
adzan, lalu qamat dan melakukan sholat dzuhur, lalu qamat lagi dan melakukan
sholat ashar tanpa di selingi satu sholatpun diantara keduanya.
Setelah itu
Rasulullah SAW menaiki kendaraanya lagi ingga tiba di Mauqif. Disana
dihentihkanya kendaraanya, hingga perut Koswa telah berada di atas tanah. Bukit
tempat berhimpun orang-orang yang berjalan kaki berada di depanya, sedang
beliau sendiri meghadap ke arah qiblat.
Rasulullah SAW masih
tetap berdiri sampai matahari terbenam; warna kuning mulai lenyap hingga bola
mataharipun tenggelam. Disuruhnya Usman membonceng di belakang, lalu Rasulullah
pun berangkatlah.
Tali kekang di
tariknya kuat kuat hingga hewan itu hampir saja bersentuhan dengan tempat si
pengendara menaruh kakinya, lalu sabda beliau sambil memberi isyarat dengan
tangan kanan beliau : “Hai Manusia tetaplah tenang!”
Setiap melalui tempat
mendaki, di ulurkanya tali kekang sedikit
hingga tiba di atas.Akhirnya Sampailah ia di Muzdalifah, lalu melakukan
sholat maghrib dan isya’ dengan sekali adzan dan dua kali qamat,sedang diantara
kedua sholat itu ia tidak membaca tasbih sedikitpun.
Setelah itu
Rasulullah SAW berbaring tidur hingga terbit fajar. Ketika ternyata olehnya
bahwa waktu subuh telah tiba, beliaupun mengerjakan sholat Shubuh, yakni denagn
sekali adzan dan sekali qamat. Kemudian dinaikinya Koswa dan berkendaraan
hingga sampailah beliau di Masy’aril Haram. Beliaupun menghadap kiblat, lalu
berdo’a kepada allah, membaca takbir, tahlil dan kalimat tauhid. Beliau tetap
berdiri sampai hari benar benar terang.
Dan sebelum matahari terbit Nabi SAW pun berangkat dan berbonceng Fadhal bin
‘Abbas di belakangnya. Ia ini adlah seorang laki-laki yang berambut dan
berparas elok dan putih kulitnya.
Kebetulan ketika Nabi
bernagkat itu, lewatlah di dekatnya kendaraan-kendaraan bermuatan penumpang
wanita dari Bahren. Mata Fadahal tak lepas dari memandangi mereka. Maka
Rasulullah SAW menutupi wajah Fadhal denagn telapak tanganya,hinga Fadhal
memutar wajahnya dan memandangi mereka dari arah lain. Kembali Rasulullah
menutupi wajah Fadhal dari arah sebelah,hingga Fadhal terpaksa pula merobah
arah pandanganya. Akhirnya sampailah Nabi di Lembah Muhasir. Beliau bergerak
sedikit lalu menempuh jalan tengah yakni yang menuju Jumrutul Kubra.
Dan tibalah ia di
jumrah yang terletak dekat pohon kayu. Maka dilemparnya dengan tujuh kerikil,
dan setiap melemparakan satu kerikil yang besarnya seperti batu untuk melempar
itu, ia membaca takbir. Nabi SAW melakukanya dari dasar lembah.
Setelah itun beliau
berpaling meneuju tempat penyembelihan, dan menyemebelin emanpuluh ekor hewan
kurban dengan tangan beliau sendiri. Lalu menyerahkan kepada Ali yang
menyembelih sisianya dan dibawa serta oleh nabi dalam berkorbanya. Kemudian
disuruhnya mengambil sekerat daging tiap-tiap untayang disembelih,di masukan ke
dalam belanga dan di masak. Mereka memakan daging itu dan mereka minum kuahnya.
Setelah itu
Rasulullah SAW berkendaraan lagi dan melakukan Thawaf Ifadhoh di Ka’bah, lalu
sholat dhuhur di mekah. Kemudian pergei mendpatkan bani Abdul Muthalib buat
memintakan jemaah air minum dari telaga zam-zam, sabdanya : “Pergilah minta
aiar kepada bani Abdul Muthalib dan timbalah! Seandainya saya tidak takut orang
oarang akan berebutan aiar hingga kamu terdesak- karena anggapan bahwa itu
termasuk dalam upacara haji- tentulah saya turut menimba bersamamu! “Merekapaun
memberikan air minum seember kepada Nabi SAW, yang oleh nabi di minum sebagian.
B.Macam-Macam Cara Pelaksanaan Ibadah Haji[2]
Sebelum melangkah lebih jauh mengenai prosesi pelaksanaan haji dan
umah itu sendiri, ada baiknya kita mengetahui macam macam cara pelaksanaan haji
dan umrah tersebut, berikut adalah penjelasanya ;
B.1 Haji Tamattu’
Yang dinamakan haji
tamattu’ adalah mendahulukan ihram umrah dari pada ihram haji. Caranya
dengan niat ihram umrah di miqat yang telah di tentukan dan menyelesaikan
amalan amalanya, kemudian niat ihram haji di Makkah dan menyelesaikan amalan
amalanya.
B.2 Haji Ifrad
Yang dinamakan dengan haji ifrad adalah mendahulukan ihram haji
daripada ihram umrah. Caranya niat ihram haji di miqat yang telah di
tentukan dan menyelesaikan amalanya,kemudian niat ihram umrah di tanah halal.
B.3 Haji Qiran
Yang dinamakan dengan haji qiran adalah melakukan ihram umrah
sekaligus iharam haji. Caranya nia ihram haji dan umrah di miqat yang telah
ditentukan dan menyelesaikan amalan amanlanya
C.Prosesi Haji Dan Umarah Masa Sekarang.[3]
Cara
yang terbaik bagi seorang muslim untuk melakukan manasik haji dan umrah adalah
dengan melaksanakan haji dan umrah tersebut sesuai dengan yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW.Sedang bentuk haji yang paling sempurna adalah
haji Tamattu’.Haji Tamattu’adalah melaksanakan ibadah umrah secara sempurna
pada bulan-bulan haji, dan bertahallul dari umrah tersebut,lalu berihram untuk
haji pada tahun itu juga. Berikut ini adlah prosesi pelaksanaanya haji dan
umarah secara umum :
C.1.Pelaksnaan Umrah
1.Jika anda berihram untuk umrah, maka mandilah sebagimana ketika
mandi besar - bila hal itu memungkinkan
– lalu pakailah pakaian ihram berupa kain dan selendang (bagi kaum wanita
memakai pakaian apa saja tanpa berhias), kemudian bacalah :
لبيكعمرةلبيكاللهملبيكلبيكلاشريكلكلبيكإنالØمدوالنعمةلكوالملكلاشريكلك
2.Jika sudah sampai di Makkah lakukanlah Thawaf umarah mengelilingi
Ka’bah tujuh kali putaran di mulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar
Aswad. Lalu shalatlah dua rokaat di belakang Maqam Ibrahim dekat dengan
Makam(Kalau mungkin) atau jauh darinya.
3.Setelah selaesai shalat dua rokaat kemudian pergilah ke Bukit
Shafa untuk melakuakn Sa’i umrah tujuh kali putaran, dimulai dari Bukit Shafa
dan berakhir di Bukit Marwa.
4.Setelah Sa,i pendekanlah rambut kepala
Dengan demikian,
selesailah pelaksanaan ibadah Umrah, dan bukalah pakaian ihram anda lalu
gantilah pakaian biasa.
C.2.Pelaksanaan Haji
1.Pada pagi hari tanggal 8 Zulhijah, berihramlah untuk haji dari
tempat tinggal anada dengan mandi terlebih dahulu jika mungkin, lalu pakailah
pakaian ihram kemudian ucpakanlah :
لبيكØجاًّلبيكاللهملبيكلبيكلاشريكلبيكإنالØمدوالنعمةلكوالملكلاشريكلك
Kemudian pergilah ke Mina. Shalat Zuhur, Sahar, Maghrib, Isya’ dan
Subuh di sana dengan meng-qashar shalat-shalat yang empat rokaat(masing masing
dilakukan pada waktunya tanpa jama’ ta’khir dan jama’ taqdim)
2.Jika matahari telah terbit pada tanggal 9 Zulhijah pergilah
menuju Arafah, shalatlah Dhuhur dan Ashar di Arafah dengan jama’ taqdim dan
qashar (dua rokaat,dua rokaat).Berdiamlah di Arafah sampai matahari terbenam
dengan memperbanyak dzikir dan doa sambil menghadap kiblat.
3.Jika matahari terbenam, tinggalkanlah Arafah menuju Muzdalifah.
Shalat Maghrib, Isya dan Subuh di Muzdalifah lalu berdiamlah di Muzdalifah
untuk berdoa dan berdzikir sampai mendekati terbitnya matahari
4.Jika telah terbitnya matahari, berjalanlah menuju Mina. Setelah
sampai ke Mina, lakukanlah hal hal berikut :
a.Melempar Jumrah Aqobah(Yaitu jumrah yang paling dekat dengan
Makkah) sebanyak tujuh kali lemparan batu kerikil beruntun satu persatu, dan
bertakbirlah pada setiap kali lemparan.
b.Menyembelih binatang kurban. Makanlah sebagian dagingnya dan
bagikanlah kepada kaum fakir (menyembelih binatang kurban ini wajib bagi orang
yang melakuaklan haji Tamattu’ atau Qiran).
c.Cukurlah dengan bersih rambut kepala anda atu pendekanlah. Dan
mencukur dengan bersih adalah lebih utama dari pada sekedar memendekannya (bagi
wanita cukup memotong sebagian rambut kepala sepanjang ujung jari)
Tiga hal tersebut di atas – jika mungkin – dilakuakan dengan
beruntun; dimulai dari melempar jumrah Aqobah lalu menyembelih hewan Kurban dan
mencukur rambut. Tapi jikatidak dilakukan secara tidak beruntun juga tidak ada
masalah.
Setelah melempar dan mencukaur rambut, anda bertahallul awwal dan
pakailah pakaian pakaian biasa. Pada saat ini anda diperbolehkan melakukan
larangan larangan ihram kecuali masalah wanita(yaitu Jima’ dengan Isteri)
5.Pergilah ke Makkah dan lakuakanlah Thawaf Ifadah(Thawaf Untuk
Haji) kemudian lakukanlah Sa’i Haji antara Shafa dan Marwa. Dengan demikian
anda telah bertahallul tsani. Pada maslah ini anda diperbolehkan melakukan
larangan ihram sampai maslah wanita.
6.Setelah Thawaf dan Sa’i kembalilah ke Mina untuk bermalam di Mina pada mlam 11 dan 12
Zulhijah.
7.Kemudian lemparkanlah ketiga Jumrah pada hari ke sebelas dan ke
dua belas Zulhijah setelah matahari tergelincir ke barat(Ba’da Zawal) di mulai
dari Jumrah Ula (Jumrah yang terjauh dari Makkah)lalu Jumarah Wustha kemudian
Jumrah Aqobah. Setiap jumrah dilempar dengan tujuh kali lemparan batu kerikil
secara berturutan dengan bertakbir pada setiap kali lemparan batu. Setelah
melempar Jumrah Ula juga setelah melempar Jumrah Wustha, berdoa kepada allah
sambil menghadap kiblat. Melempar ketiga Jumarah pada dua hari ini tidak sah
jika dilakuakan sebelum matahari tergelincir(Qabla Zawal).
8.Setelah selesai melempar ketiga jumrah pada hari kedua belas
zulhijah, jika in gin tergesa-gesa meninggalkan Mina maka tinggalkanlah Mina
sebelum matahari terbenam. Tetapi jika ingin tetap tinggal – dan itu lebih
utama –bermalamlah sekali lagi di Mina pada malam ketiga belas Zulhijah,
lemparlah ketiga jumrah pada siang hari tnggal ketiga belas tersebut setelah
matahari tergelincir seperti yang anda lakuakan pada tanggal kedua belas.
9.Jika ingin pulang kenegara anda, lakukanlah Thawaf Wadda’ mengelilingi Ka’bah tujuh kali putaran
menjelang perjalanan pulang anda. Bagi wanita yang sedang haid dan nifas tidak
mempunyai kewajiban thawaf wadda’.
D.Kronologi Perjalanan Haji Jamaah Indonesia
Pada sub-bab ini kami akan membahas mengenai prosedur perjalanan
haji jama’ah indonesia, akan lebih memudahkan untuk memahaminya kami buat
berupa bagan berketerangan, berikut adalah gambaran rincinya ;
D.1 Perjalanan Haji Tamattu’ Jama’ah Indonesia[4]
Gambar 1.1
D.1
Perjalanan Haji Ifrod Jama’ah Indonesia[5]
Gambar 1.2
D.3 Perjalanan Haji Qiran Jama’ah Indonesia[6]
Gambar 1.3
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Haji dan umrah,
memang banyak orang terlanjur berfikir bahawa haji dan umrah itu adalah ibadah
yang paling sulit dan ribet, padahal pada dasarnya tidak, jika kita mengetahui prosedurnya
secara rinci. Memang ada juga anggapan dari sebagian orang bahwa walapun kita
itu sudah mengetahu secara rinci prosesdurnya, tapi menurut mereka “praktek nya
itu yang susah, jika sudah disana itu rasanya bebrbeda”.Hal itu memang bisa
diterima karena juataan orang di dunia setiap tahunya kesana unruk melaksanakan
ibadah yang sama.
Sebenarnya semuanya
kembalinya kepada kita sendiri, karena jika kita punya niat dan keteguahan yang
kuat maka semuanya akan berajalan lancar, jika seorang itu sudah tidak yakin
dan tidak yakin bisa melaksanakanya maka juga akan terasa sulit disanya. Oleh
karena itu setipa jama’ah haji itu harus mempersiapkan segalanya tidak hanya
materi saja tapi juga mental dan kesipannya dengan menambah pengetahuan dan
mengikuti praktek-praktek manasik haji.
Demikianlah makalah
kami, masih terdapat kekurangan di beberapatempat itu daikarenakan masih
dangkalnya keilmuan kami dan juga dikarenakan keterbatasan suber refferensi.Akhirnya, setelah ikhtiar kami
usahakan dan semesta doa kami panjatkan, maka inilah karunia yang di
karuniakan, yang harus kami syukuri. Apabila ada kebenaran hanya dari Allah
semat, dan jika terdapat kesalahan, murni dari kedangkalan pengetahuan kami dan
keterbatasan referensi .
DAFTAR PUSTAKA
Sayyid Saabiq. Fiqhus Sunnah,
,terj. Lawbase UIM. (E Learning Universitas Islam Malaysia,2005)
Lembaga Ta’lif Wannasyr.Fiqh
Ibadah, (Kediri: Pondok Pesantren Al Falah, 2008).
Syaikh
Muhammad Shalih Al ‘Utsaimin, Manasik Haji dan Umrah,terj. Aman Nadir
Saleh. (Berupa E Book ).
Situs E Learning Hadist.Ensiklopedi
Kitab 9 Imam Hadist, http://125.164.221.44/hadisonline/hadis9/kitab_open.php (Diakses 16 November 2012)
Atas Bantuan Google Translate(Dalam
penerjemahan dan penyesuaian bahasa)
Post a Comment